Hari ini saya
akan menulis tentang potensi membahayakan yang ditimbulkan oleh lagu
“Kamu” yang dibawakan oleh boyband cilik Coboy Junior.
Coboy Junior beranggotakan Iqbaal (13), Teuku Ryzki (14), Bastian (13),
dan Aldi (12). Mereka dipersatukan dan diproduseri oleh Patrick Effendy,
yang kebetulan menonton Musikal Laskar Pelangi dan kemudian melihat
potensi mereka untuk menjadi idola ABG masa kini. Dengan wajah yang
masih polos, dan suara yang masih seperti anak-anak, mereka
menyanyikan sebuah lagu tentang cinta monyet. Berikut lirik lagu “Kamu” dan bagi yang ingin melihat videoCoboy Junior
menyanyikan sebuah lagu tentang cinta monyet. Berikut lirik lagu “Kamu” dan bagi yang ingin melihat videoCoboy Junior
Kamu buat aku tersipu,
buatku malu-malu,
saat bersamamu,
saat ku sapa dirimu.
Aku kok merinding buluku,
kok jadi gugup aku,
saat bersamamu,
saat kau senyum padaku.
Mungkin inilah rasanya,
rasa suka pada dirinya.
Sejak pertama aku bertanya,
facebook-mu apa nomermu berapa.
Mungkin inilah rasanya,
cinta pada pandang pertama.
Senyuman manismu itu,
buat aku dag dig dug melulu.
Nanti aku follow twitter-mu,
kan kutunggu retweet-mu,
agar aku tahu,
sukakah kamu kepadaku.
back to Reff.
yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku tidur tak tentu,
memikirkanmu pujaan hati oh kamu cantik sekali,
Oh Tuhan aku hanya ingin dia tahu,
kau lucu kau sangat lucu.
Beberapa hal yang bisa kita kritisi dari lirik lagu Kamu. PERTAMA,
meskipun mungkin nyaris semua kita pernah mengalami cinta monyet saat
SMP, tetapi cinta monyet bukanlah cinta yang sesungguhnya. Lagu “Kamu”
menyesatkan anak-anak ABG, termasuk juga anak-anak di bawah 12 tahun,
dengan memberikan penggambaran cinta secara semu. Cinta bukanlah soal
tersipu-sipu malu, bukan pula soal merindingnya bulu kuduk saat bersama
seseorang yang kita cintai.
Kita harus mengajarkan kepada anak-anak konsep cinta yang benar. Cinta
adalah soal tanggung jawab. Cinta juga terkait dengan berkorban. Cinta
adalah soal mengupayakan dia yang kita cinta menjadi pribadi yang makin
baik.
Setelah itu, kita harus mengajarkan tentang waktu yang tepat untuk
mereka mulai mencintai seseorang. Mereka tidak bisa mencintai dengan
benar jika konsep mereka tentang cinta pun masih semu. Apalagi jika
mereka dibombardir oleh lagu-lagu cinta semu oleh pencipta-pencipta lagu
yang juga selama hidupnya masih mencintai secara semu pula.
Kapan waktu yang tepat untuk mereka mencintai lawan jenisnya? Tentu saja
ketika mereka mengerti tentang arti cinta yang sesungguhnya.
Siapakah yang harus mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya?
Tentu saja para orangtua, dan juga para pendidik di sekolah.
Bagaimana mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya? Tentu saja dengan teladan. Perbuatan, bukan hanya lewat perkataan.
Hal KEDUA yang ingin saya kritisi dari lagu Kamu adalah mengenai FB dan
Twitter yang mereka gunakan. Mesti sudah jamak anak-anak usia SD sudah
memiliki akun FB dan Twitter, tetapi pada prinsipnya kepemilikan
akun-akun tersebut dibuat dengan umur yang DIPALSUKAN, karena pada
umumnya penyedia layanan email seperti Yahoo, Gmail, dsb, mengharamkan
anak-anak di bawah umur 17 tahun untuk memiliki akun email. Termasuk
Facebook yang membatasi hanya orang-orang yang berusia di atas 13 tahun
yang boleh memiliki akun FB.
Internet memang masih menjadi alat yang berguna dan sekaligus juga
berbahaya bagi anak-anak. Manfaat dari internet jika digunakan dengan
benar yaitu untuk mendapatkan ilmu, sudah tidak bisa dibantah. 90 persen
bahan dan informasi yang bermutu untuk mengembangkan kreativitas dan
wawasan, ada di internet.
Sayangnya akhir-akhir ini lalu lintas penggunaan internet oleh anak-anak
dan pelajar hanyalah untuk games online, chating, Facebook, dan
pelbagai situs sosial lainnya. Dengan demikian dampak negatif dari
penggunaan internet secara salah pun tidak kalah berbahayanya. Ada
sekitar 600 juta situs seks dan pornografi yang mengintai anak-anak dan
pelajar. Mayoritas pelajar memanfaatkan waktu luangnya yang seharusnya
bisa digunakan untuk belajar, malah dihabiskan untuk bermain games, cari
jodoh di situs-situs sosial, bahkan mengakses gambar-gambar dan video
porno.
Terkait dengan uraian di atas, jelas sekali jika lirik Kamu mengajarkan
pendengarnya bukan untuk belajar dengan rajin, tetapi untuk menunggu
dengan cemas retweet dari cinta monyetnya. Bukannya mengajarkan melatih
diri untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, tetapi malah
mengajarkan untuk memikirkan hal yang belum pantas dipikirkan anak-anak
pelajar, yaitu cinta kepada lawan jenis.
Hal KETIGA yang ingin saya kritisi dari lagu “Kamu” yang dibawakan Coboy
Junior adalah menjadikan Tuhan hanya sebagai mak comblang yang
mempersatukan dengan cinta monyetnya yang lucu. Liriknya berbunyi
seperti ini: “Oh Tuhan, aku hanya ingin dia tahu, kau lucu kau sangat
lucu.” Terlalu dangkal iman si pencipta lagu dengan menempatkan Tuhan
bukan sebagai tujuan hidup, tapi hanya sebagai PEMBANTU.
Anak-anak harus diajarkan sedini mungkin untuk mencintai Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan mereka. Mereka harus
diajarkan bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan yang harus dikelola
dengan bertanggung jawab dan mengembangkan semua potensi yang Ia
berikan. Anak-anak harus diberitahu bahwa mereka berdoa kepada Tuhan
bukan hanya untuk meminta sesuatu dari Tuhan, tetapi sebagai cara mereka
berdialog dan berhubungan dengan Pencipta mereka.
Itu saja yang ingin saya kritisi dari lagu Kamu yang dinyanyikan Coboy
Junior. Siapa yang salah jika kemudian pendengar boyband ini menjadi
generasi yang tidak produktif di kemudian hari?
Produser Coboy Junior dan pencipta lagu sangat bersalah, karena telah
mempekerjakan anak di bawah umur, mendapatkan keuntungan dari keempat
anak ini, dan menjerumuskan penggemar-penggemar Coboy Junior dengan
pemahaman yang semu tentang cinta, tentang Tuhan, dan tentang kewajiban
mereka yang sesungguhnya.
Pihak stasiun TV juga bersalah, karena menyiarkan Coboy Junior di prime time.
Orang tua juga bersalah, karena tidak menyediakan lagu yang lebih
bermutu kepada anak-anaknya; karena tidak menjadi guru bagi anak-anaknya
di rumah dan dalam keseharian.
Saya juga bersalah, karena hanya berteriak melalui tulisan di blog yang masih sedikit pembacanya.
Tetapi semoga kita semua menyadari kesalahan ini, dan sama-sama bertekad
mengupayakan sebuah generasi masa depan yang memimpin bangsa Indonesia
kelak kepada kemashyuran, kemakmuran, dan kebesaran.
Saya jadi rindu lagu yang seperti di bawah ini. Lagu yang mengajarkan etos kerja kepada anak-anak.
Ayo kawan kita bersama.
Menanam jagung di kebun kita.
Ambil cangkulmu,
ambil pangkurmu.
Kita bekerja tak jemu-jemu.
Cangkul cangkul cangkul yang dalam.
Tanah yang longgar jagung kutanam
Beri pupuk supaya subur.
Tanamkan benih dengan teratur.
Jagungnya besar lebat buahnya.
Tentu berguna bagi semua.
Cangkul cangkul aku gembira.
Menanam jagung di kebun kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar