Kita sering
merasa lebih berkelas ketika memakai produk berlabel luar negeri, buatan
rumah fashion ternama, dan sekali lagi, "pokoknya luar negeri."
Sekali lagi, dengan artikel di bawah ini (dikutip dari jadiberita.com)
semoga kita bisa semakin menyadari bahwa produk dalam negeri memiliki
standar internasional yang membanggakan.
Ternyata, banyak produk dalam negeri yang jadi pemasok merk-merk mahal
dan terkenal dari luar negeri. Salah satu pernyataan ini diungkap oleh
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat.
Dalam satu kesempatan, Ade mengakui, "Rata-rata produk garmen kita semua
itu sudah go international, khusus garmen sampai puluhan merek.
Dibuatnya di Bandung, ada yang subkontrak, ada yang terima order
langsung dari pemegang merek."
Pernyataan itu memang benar adanya. Industri garmen yang berlokasi di
Bandung ternyata menjadi pemasok untuk merk mahal seperti Hugo Boss,
Giorgio Armani, Guess, dan masih banyak lainnya. Produk hasil garmen
lokal ini ternyata sudah menembus pasar Amerika Serikat, Hollywood, dan
beberapa negara maju lainnya.
Kenapa negara-negara maju itu tertarik menggunakan barang lokal untuk
merk dagang mereka yang mendunia? Bukankah orang Indonesia sendiri
mengatakan bahwa produk lokal merupakan barang kelas dua atau bahkan
kelas tiga?
“Kita ekspor ke Amerika cukup besar, hampir US$ 6 miliar, dan itu naik
terus. Kualitas kita bagus, jahitannya lebih rapi, harganya miring. Baju
kita banyak diminati orang sana, mungkin termasuk artisnya juga,” papar
Ade. Pernyataan tersebut tidak sesuai dengan anggapan banyak orang yang
mindsetnya sudah terkontaminasi dengan nama besar brand luar negeri.
Tidak hanya brand besar serta selebriti dunia, ternyata banyak juga
atlit dunia yang menggunakan produk indonesia untuk perlengkapan mereka.
Sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia, lebih mencintai produk
dalam negeri, karena brand dunia pun sudah mengakui kualitas barang
lokal kita.
Jangan lagi ada gengsi dan merasa menggunakan brand luar negeri adalah
suatu keharusan. Apa bedanya beli tas di Singapura dengan tas buatan
lokal di Cibaduyut? Toh, dua barang tersebut berasal dari pabrik yang
sama di Indonesia, bukan?
--------------------------
Satu bukti lain saya alami sendiri beberapa tahun lalu. Dalam sebuah
perbincangan dengan Ridho Hafiedz (gitaris Slank) setelah band ini
mengakhiri rangkaian tour ke Amerika Serikat, Ridho sempat kebingungan
saat saya menagih oleh-oleh.
"Wah, bro...mau belanja apa di Amerika? Gue aja kaget waktu mau beli
sepatu Adidas. Begitu masuk toko dan niat memilih sepatu, eeeh...
setelah dilihat lagi, masa ada tulisan 'made in Indonesia'. Ya udah, gue
batalin beli sepatunya. Ngapain jauh-jauh, mending di sini juga banyak,
tuh. Harganya juga lebih murah," sungut Ridho.
Kami pun akhirnya tertawa keras, walau dalam hati sedikit kecewa karena
gagal dapat oleh-oleh. Well, setidaknya kebanggaan sebagai orang
Indonesia makin kental mengendap, hingga sum-sum tulang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar