Dalam keadaan gelap mereka berdua berhasil naik keatap rumah kosong tersebut, dengan posisi tengkurap di atas genting si feri dan si iyan ini siap siap menanti mangsa, berharap segera ada yang melintas pada malam itu, mereka berdua tak sabar, si feri dan si iyan ini gelisah menengok ke kanan dan ke kiri badan jalan di depan mereka, namun sudah berlalu hampir tiga puluh menit tak jua ada satupun manusia yang melintas malam itu, tiba tiba si iyan saat memfokuskan pandangan nya kedepan, seketika mendengar suara yang bergedebuk, seperti suara buah nangka matang yang terjatuh dari pohon, yang tak jauh dari atap rumah kosong tersebut. Saat dia celingukan mencari cari sumber suara, tiba tiba iyan kembali tengkurap, karena dari kejauhan dia melihat ada seorang penjual sekuteng yang sepertinya akan segera melintas, dengan rasa dag dig dug, adrenalin nya bercampur dengan rasa senang, karena akan menjahili pedagang sekuteng sebagai korban orang pertama malam itu, si iyan berbisik bisik pada kawan nya feri “” fer fer tuh bentar lagi ada tukang sekuteng lewat ssssttt… iyan berbisik pada kawan nya feri memberi aba aba, namun tak di balas dengan sedikit kata pun, malam itu feri hanya tengkurap dan diam saja!!! Tak lama tukang sekuteng itupun melintas, dengan hanya di terangi lampu lilin pada gerobak nya tukang sekuteng ini berjalan perlahan di depan rumah kosonng tersebut.
Iyan yang kala itu berada di atas genting melancar kan aksi nya memangil manggil tukang sekuteng dari atap dengan nada suara di seram seramkan kira kira begini “” baaang….baaaang
Kini ke adaan jadi terbalik si iyan ini lah yang malah kini menjadi ketakutan, lalu di pandangi tak berkesip kawan nya yang sedari tadi diam saja dengan ke adaan tengkurap, di saat si iyan ini hendak memegang tubuh kawan nya itu, tiba tiba tubuh si feri ini jadi memanjang dan berubah seperti guling yang di setiap ujung nya di ikat oleh tali, dengan kain yang berwarna putih lusuh kecoklatan, menyadari bahwa yang di sebelah nya itu kini bukan kawan nya si feri, spontan iyan loncat terjun bebas dari atas genting atap rumah kosong tersebut, lalu lari sempoyongan, pontang panting menjauh dari rumah kosong tersebut.
Satu timbul pertanyaan, iyan dalam hati nya kalau yang tadi se andai nya memang benar benar penghuni rumah kosong itu, lalu kemana feri bukan nya tadi feri bersama aku di atap?? rupanya saat iyan mendengar suara gedebuk seperti suara nangka jatuh itu adalah suara si feri yang memang terjun bebas duluan dari atap rumah kosong tersebut, setelah tiba tiba melihat di sebelah nya ternyata ada yang ikut tengkurap, namun saat dia melompat dari atap dan berteriak teriak memanggil kawan nya iyan, entah bagai mana iyan ini di buat sama sekali tak mendengar teriakan feri yang sudah duluan loncat meninggal kan rumah kosong itu.
Kali ini si tukang jahil kena batu nya, dia jadi korban kedua malam itu yang benar benar di buat ketakutan oleh penghuni asli dari rumah kosong di tepi kali.
Posting Komentar