er

Gara-gara magic mushroom, pria ini 'cabut' penisnya sampai lepas

 Gara-gara magic mushroom, pria ini 'cabut' penisnya sampai lepas

Seorang pria diketahui mencabut penisnya sendiri hingga lepas setelah mengonsumsi magic mushroom. Magic mushroom (atau psilocybin mushroom) adalah sejenis mushroom yang bisa menyebabkan halusinasi.
Pria berusia 41 tahun ini ditemukan polisi dalam keadaan bugil dan berteriak-teriak pada pukul 1 malam. Sata itu polisi tengah merespon alarm pencuri di sebuah sekolah di Michigan.
Ketika ditemukan polisi di luar Ypsilanti Middle School, bagian bawah tubuh pria ini sudah dipenuhi darah dan bagian alat kelaminnya yang sudah tercabut. Polisi pun segera melarikan pria ini ke rumah sakit.
Karena tak sadat dan belum bisa diajak berkomunikasi, hingga saat ini polisi masih belum mengetahui dengan pasti bagaimana pria itu mencabut penisnya.
"Mengenai tanda-tanda kesehatan, keadaannya sungguh kritis hingga dia bisa saja meninggal. Kemungkinan ini akibat banyaknya darah yang keluar dan shock, serta trauma dari tubuhnya," ungkap Sersan polisi Geoff Fox, seperti dilansir oleh Digital Spy (26/06).
Magic mushroom sendiri memang diketahui bisa menyebabkan halusinasi seperti halnya ganja atau obat-obatan terlarang lainnya. Jamur jenis ini biasanya tumbuh di kotoran hewan. Di Indonesia, magic mushroom digolongkan sebagai narkotika golongan I yang diatur dalam Undang-Undang Narkotika Nomor 35 tahun 2009.
 

Misteri Pembunuhan 99 Suami Di Malam Pertama Dengan kelamin Beracun

NIAN Nio Lian Khie begitulah nama aslinya, Seorang komandan perang wanita berpangkat Jenderal dari china , Seorang perempuan yang dikalahkan oleh pasukan meurah johan seorang ulama yang berasal dari kerajaan pereulak yang pada saat itu mereka berada di indra purba yang bercocok tanam di daerah maprai (sibreh sekarang) dan mereka membuka kebun lada dan merica pada saat itu setelah dikalahkan, jenderal Nian Nio Lian Khie memeluk islam dan namanya diberi gelar yaitu sebagai PUTROE NENG.

Kekalahan dalam peperangan di Kuta Lingke telah mengubah sejarah hidup Putroe Neng, perempuan cantik dari Negeri Tiongkok. Dari seorang maharani yang ingin menyatukan sejumlah kerajaan di Pulau Ruja (Sumatera), ia malah menjadi permaisuri dalam sebuah pernikahan politis.

Pendiri kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam, Sultan Meurah Johan, menjadi suami pertama Putroe Neng yang kemudian juga menjadi lelaki pertama yang meninggal di malam pertama. Tubuh Sultan Meurah Johan ditemukan membiru setelah melewati percintaan malam pertama yang selesai dalam waktu begitu cepat.

Sebagian masyarakat Aceh mendengar kisah Putroe Neng dari penuturan orang tua. Konon Putroe Neng memiliki 100 suami dari kalangan bangsawan Aceh. Setiap suami meninggal pada malam pertama ketika mereka bercinta, karena alat kewanitaan Putroe Neng mengandung racun.

Kematian demi kematian tidak menyurutkan niat para lelaki untuk memperistri perempuan itu. Padahal, tidak mudah bagi Putroe Neng untuk menerima pinangan setiap lelaki. Ia memberikan syarat berat seperti mahar yang tinggi atau pembagian wilayah kekuasaan (Ali Akbar, 1990).

Suami terakhir Putroe Neng adalah Syekh Syiah Hudam yang selamat melewati malam pertama dan malam-malam berikutnya. Ia adalah suami ke-100 dari perempuan cantik bermata sipit tersebut.

Sebelum bercinta dengan Putroe Neng, Syiah Hudam berhasil mengeluarkan bisa dari alat genital Putroe Neng. Racun tersebut dimasukkan ke dalam bambu dan dipotong menjadi dua bagian. "Satu bagian dibuang ke laut, dan bagian lainnya dibuang ke gunung," tutur penjaga makam Putroe Neng, Cut Hasan.

Konon, Syiah Hudam memiliki mantra penawar racun sehingga ia bisa selamat. Setelah racun tersebut keluar, cahaya kecantikan Putroe Neng meredup. Sampai kematiannya, dia tidak mempunyai keturunan.

Sulit mencari referensi tentang Putroe Neng. Sejumlah buku menyebutkan dia bernama asli Nian Nio Liang Khie, seorang laksamana dari China yang datang ke Sumatera untuk menguasai sejumlah kerajaan.

Bersama pasukannya, ia berhasil menguasai tiga kerajaan kecil; Indra Patra, Indra Jaya, dan Indra Puri yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar. Beberapa benteng bekas ketiga kerajaan tersebut masih ada di Aceh Besar sampai sekarang.

Namun, Laksamana Nian Nio kalah ketika hendak menaklukkan kerajaan Indra Purba yang meminta bantuan kepada Kerajaan Peureulak. Bantuan yang diberikan kerajaan Peureulak adalah pengiriman tentara yang tergabung dalam Laskar Syiah Hudam pimpinan Syekh Abdullah Kana'an.

Jadi, Syiah Hudam sesungguhnya adalah nama angkatan perang yang menjadi nama populer Abdullah Kana'an. Merujuk sejarah, pengiriman bala bantuan itu terjadi pada 1180 Masehi.

Bisa disimpulkan pada masa itulah Putroe Neng hidup, tetapi tak diketahui pasti kapan meninggal dan bagaimana sejarahnya sampai makamnya terdapat di Desa Blang Pulo, Lhokseumawe.

Meski tak bisa menunjukkan makamnya, di mata Cut Hasan kematian 99 suami Putroe Neng bukanlah mitos. Ia mengaku mengalami beberapa hal gaib selama menjadi penjaga makam.

Ia bermimpi berjumpa dengan Putroe Neng dan dalam mimpi itu diberikan dua keping emas. Paginya, Cut Hasan benar-benar menemukan dua keping emas berbentuk jajaran genjang dengan ukiran di setiap sisinya.

Satu keping dipinjam seorang peneliti dan belum dikembalikan. Sementara satu keping lagi masih disimpannya sampai sekarang.

Menurut budayawan Aceh, Syamsuddin Djalil alias Ayah Panton, kisah kematian 99 suami hanya legenda meski nama Putroe Neng memang ada. Menurutnya, kematian itu adalah tamsilan bahwa Putroe Neng sudah membunuh 99 lelaki dalam peperangan di Aceh.

"Sulit ditelusuri dari mana muncul kisah tentang kemaluan Putroe Neng mengandung racun," ujar Syamsuddin Jalil saat ditemui di rumahnya di Kota Pantonlabu, Aceh Utara, Selasa (26/04.2013).

Ali Akbar yang banyak menulis buku sejarah Aceh, juga mengakui kisah kematian 99 lelaki itu hanyalah legenda.

Makam Putroe Neng yang terletak di pinggir Jalan Medan-Banda Aceh (trans-Sumatera), memang sarat dengan kisah gaib. Misalnya, ada kisah seorang guru SMA yang meninggal setelah mengambil foto di makam tersebut.

Ada juga yang mengaku melihat siluet putih dalam foto tersebut atau foto yang diambil tidak memperlihatkan gambar apa pun.

Sayangnya, berbagai kisah gaib itu, plus legenda kematian 99 suami Putroe Neng pada malam pertama, tidak menjadikan makam tersebut menjadi lokasi wisata religi sebagaimana makam Sultan Malikussaleh di Desa Beuringen kecamata Samudera, Aceh Utara.

Pemerintah Kota Lhokseumawe belum menjadikan makam Putroe Neng sebagai lokasi kunjungan wisata.

Suvenir tentang Putroe Neng tidak ada sama sekali. Para pengunjung yang datang ke makamnya hanya sebatas peneliti dan segelintir masyarakat yang pernah mendengar kisah Putroe Neng. Rendahnya kepedulian terhadap makam Putroe Neng, bisa terlihat dari kondisi makam tersebut yang nyaris tak terawat.

Di dalam komplek berukuran sekitar 20 x 20 meter tersebut, terdapat 11 makam, termasuk milik Putroe Neng tetapi selebihnya tidak diketahui milik siapa.

Menurut Teungku Taqiyuddin, seorang peneliti yang getol menggali sejarah kerajaan Samudera Pasai, dari tulisan yang terdapat di batu nisan, diyakini makam-makam tersebut milik ulama syiah. Lantas, benarkah makam yang selama ini diyakini milik Putroe Neng sahih adanya?

Teungku Taqiyuddin mengaku belum mendapatkan jawaban sehingga keyakinan masyarakat tentang kebenaran makam tersebut belum bisa dipatahkan. "Siapa tahu dengan banyaknya penelitian nanti akan terjawab," kata Teungku Taqiyuddin.

Menurutnya, bisa jadi karena ada makam Putroe Neng di sana, kemudian berkermbang cerita tentang kematian 99 suami atau bisa saja kisah itu sudah melegenda sejak lama. Sekitar 200 meter arah selatan makam Putroe Neng, terdapat makam suami ke-100, Syiah Hudam yang terletak di atas bukit perbukitan.

Jalan menuju Makam Syiah Hudam sangat tersembunyi, sehingga pengunjung harus bertanya kepada masyarakat setempat karena tidak ada penunjuk jalan. Program Visit Aceh 2011 yang digaungkan Pemerintah Aceh ternyata tidak didukung dengan perbaikan infrastruktur.
 

Tatto Paling Aneh dan Paling Seram di Dunia


Setelah kemarin Mengenal Tatto Paling sadis dengan mengiris lidah nah kali ini webunic akan memberikan photo proses pembuatan tatto paling aneh dan seram di dunia , tatto apa itu ? Tatto ini bernama bagelheads Bagelheads dibuat dengan melakukan infus air garam pada kening hingga kening membengkak dan kemudian dibentuk sesuai keinginan. Dan pembengkakan ini hanya bertahan selama 24 jam…… 









giamana tuh kawan bentuk tatonya, seram banget kan kawan , kepalanya pada berbetuk benjolan benjolan yang gak jelas kawan. Kalau kawan webunic pengin seperti itu mudah kok kawan , terletak di shanghai China dengan biaya 200$ per bentukan kawan atau setara dengan Rp.1.850.000,- aja kawan , tuh apabila kawan minat,hehe

sumber : Webunic
 

Ritual Pesugihan Omyang Jimbe (oleh: eka supriatna)



Namaku Yogi, sebut saja begitu, umurku 52 tahun. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta Selatan bersama isteri dan dua orang putraku. Sampai penghujung tahun 2007, rumah tanggaku tak menemui masalah yang berarti. Kami hidup rukun dengan segala kebutuhan rumah tangga yang selalu bisa aku penuhi. Dua orang putraku pun bisa bersekolah dengan layak, salah satunya sudah duduk dibangku perguruan tinggi dan adiknya masih di bangku SLTP.
Tapi suatu ketika musibah datang beruntun dan langsung membuatku ambruk hingga tenggelam ke dasar lumpur kenistaan. Padahal baru saja dua bulan aku mengambil kredit di sebuah bank swasta nasional yang nilainya 700 juta rupiah. Untuk mendapatkan kredit sebesar itu, aku mengagunkan rumah yang aku tempati bersama isteri dan anak-anakku. Uang sejumlah itu aku gunakan untuk modal usaha karena aku sudah lama mendapatkan klien dari Singapura mengirim hiasan rumah tradisional.
Seperti disambar petir di siang bolong, hari itu aku mendapat kabar bahwa barang yang kupesan dari para pengrajin di Tasikmalaya tidak bisa dikirimkan. Alasan mereka belum mendapatkan bayaran sejak 3 bulan lalu. Para pengrajin itu menuntut pembayaran semua barang yang mereka kirim senilai hampir setengah milyar. Padahal aku sudah membayarkan semua hak mereka tanpa ada yang aku tunda-tunda. Pembayaran itu aku lakukan melalui kasir dan orang kepercayaanku.
Tak hanya itu, masalah lain timbul dari klienku yang di Singapura, dia menuntut aku untuk segera mengirimkan barang pesanannya. Panik bukan kepalang, di satu sisi aku harus membayar uang kepada para pengrajin di Tasikmalaya. Di sisi lain aku dituntut untuk mengirim barang ke Singapura atau kontrak yang telah kubangun akan segera diputuskan. Artinya aku akan kehilangan klien sekaligus harus membayar utang yang segunung jumlahnya.
Yah, tentu saja bukan aku tidak berusaha mencari jalan keluar. Aku sudah melaporkan penggelapan uang, penipuan dan korupsi pada Kepolisian. Tapi apa pun itu, tidak membuat usahaku lancar. Aku kehilangan klien karena ulah karyawanku yang membawa kabur uangku. Aku tak tahu ke mana harus mencarinya lagi. Alamat yang ditinggalkannya ketika melamar pekerjaan 4 tahun lalu ternyata palsu. Aku sudah menelusuri semua jejak yang pernah dia tinggalkan, tapi semua nihil.
Singkat cerita, aku benar-benar terpuruk, usahaku hancur dan rumahku disita bank karena aku tak mampu membayar hutang. Aku ngontrak di sebuah rumah petakan di Cinere. Tapi itu belum bisa membuat hidupku tenang. Karena para pengrajin di Tasikmalaya masih terus memburuku karena aku masih mempunyai hutang pada mereka sejumlah hampir 400 juta rupiah. Nyaris setiap hari aku didatangi orang yang menagih hutang ke rumah kontrakanku. Dan hampir setiap jam telepon genggamku berdering oleh orang-orang yang menagih hutang.
Keterpurukanku itu berlangsung hingga tahun 2009. Sepanjang dua tahun, hidupku benar-benar hancur, untuk mencari makan saja aku harus meminta bantuan ke mana-mana. Anak sulungku terpaksa harus berhenti kuliah karena aku tak sanggup lagi membiayainya. Isteriku setiap hari harus ikut mencari nafkah dengan berjualan gorengan dan makanan kecil di depan kontrakan. Sementara hutangku masih menggunung dan aku hanya mampu menjanjikan pada para pengrajin di Tasik, bahwa suatu hari aku pasti akan melunasi semua hutang-hutangku.
Hari itu temanku Haris memperkenalkan aku pada seorang temannya yang bernama Edi. Menurut Haris, temannya yang bernama Edi itu bisa membantu menyelesaikan masalahku dengan kekuatan gaib. Tertarik dengan hal itu, aku mengajak Haris bertemu dengan Edi di suatu tempat di bilangan Bekasi. Dan hari itu pula aku diajak Edi bertemu dengan seorang spiritualis yang bernama Wisnu. Dari mas Wisnu inilah aku diberitahu bahwa aku bisa menggelar sebuah ritual untuk mendapatkan sejumlah uang dari gaib.
Menurut Wisnu, spiritualis yang berusia sekitar 45 tahun itu, ritual menarik uang gaib ini menggunakan kekuatan keris Omyang Jimbe. Sebuah keris keramat yang umurnya sudah ratusan tahun. Di rumah Mas Wisnu, aku diperlihatkan sebuah keris yang di kepalanya berhias dua orang yang nampak sedang semedi. Itulah yang disebut Mpu Omyang Jimbe pembuat keris pusaka yang kekuatan gaibnya bisa digunakan untuk menarik uang dari alam gaib.
Aku semakin antusias karena menurut Mas Wisnu tak perlu tumbal untuk mendapatkan uang dari alam gaib itu. Meski dengan ritual yang teramat sakral tapi gaib penghuni keris itu tidak meminta tumbal pada pelaku ritual. Gaib itu hanya menuntut agar pelaku ritual itu berlaku jujur. Sebab uang yang bisa ditarik dari alam gaib itu hanya boleh dipergunakan untuk membayar hutang atau pelakunya benar-benar dalam keadaan terdesak. Selain itu jumlah uang yang bisa didapatkan pun terbatas sesuai dengan kebutuhan pelaku itu sendiri.
Yah, dengan bermodalkan keyakinan aku menghadap Mas Wisnu untuk mengadakan perjanjian ritual. Aku diminta untuk menyediakan sejumlah sesajian lengkap untuk menggelar ritual itu. Aku harus menyediakan kembang setaman lengkap dengan kemenyan dan uborampe lainnya. Kemudian aku juga diminta untuk menentukan di mana lokasi ritual itu akan digelar. Menurut Mas Wisnu, lokasi ritual itu boleh ditentukan oleh pelaku sendiri. Bisa digelar di tempat keramat atau di mana saja bahkan juga bisa digelar di rumah pelaku sendiri. Tapi karena rumah kontrakkanku terlalu sempit, maka aku memilih menggelar ritual di sebuah tempat keramat di Bogor, Jawa Barat.
Sesuai dengan kesepakatan dan perhitungan primbon Mas Wisnu, siang itu aku berangkat ke rumahnya di Bekasi, Jawa Barat. Hari itu Kamis malam Jumat, berdasarkan perhitungan Mas Wisnu, hari itu adalah hari baik untukku dan keluargaku. Aku berangkat dari rumah Mas Wisnu sekitar pukul 4 sore menuju sebuah tempat keramat di perbatasan antara Jasinga, Bogor dengan Tangerang Banten. Ritual itu sendiri baru akan digelar menjelang tengah malam.
Sesuai perhitungan, kami baru tiba di keramat itu sekitar pukul 8 malam. Setelah meminta ijin pada juru kunci, kami langsung menuju lokasi keramat untuk mengenali situasinya. Ternyata keramat ini memang nampak menyeramkan. Pohon-pohon besar berdiri tegak bagaikan raksasa yang tengah berkacak pinggang. Di bawah pohon-pohon besar itu berdiri sebuah gubuk kecil yang gelap gulita. Hanya ada sebuah lampu minyak yang kadang redup tertiup angin malam.
Beberapa saat aku ngobrol dalam gubuk itu bersama 5 orang yang ikut dalam ritual itu. Aku sendiri ditemani seorang saudaraku yang ingin ikut menyaksikan ritual itu. Selama kami ngobrol, aku merasakan banyak getaran gaib yang menyelimuti tempat keramat itu. Aku yakin tempat itu pasti dihuni oleh banyak makhluk halus yang tak kasat mata. Dan setelah ngalor ngidul kami ngobrol akhirnya waktu yang telah ditentukan untuk menggelar ritual itu pun tiba.
Pukul 11 malam, Mas Wisnu mulai memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan segala sesajian yang kami bawa. Berbagai uborampe digelar dalam cungkup yang luasnya sekitar 10 meter persegi itu. Kembang setaman digelar di atas sehelai kain putih. Perapian mulai dibakar dan sesaat kemudian api mulai menyala membakar arang dalam bokor tembaga. Beberapa batang hio mulai mengepulkan asap yang baunya khas menusuk hidung. Terakhir Mas Wisnu mencabut sebuah keris yang bernama Omyang Jimbe. Keris itu berdiri tegak di atas sehelai kain putih di depan sesajian.
Ritual itu mulai digelar, aku duduk bersila di belakang Mas Wisnu. Berjejer di samping kiriku adalah saudaraku dan seorang anak buah Mas Wisnu. Lalu di samping kananaku dua orang lain yang diajak Mas Wisnu. Segala syarat perlengkapan untuk memanggil kekuatan gaib keris Omyang Jimbe telah siap digelar. Asap hio dan kemenyan pun telah mengepul sejak beberapa menit lalu. Memanggil segala jenis makhluk halus untuk memberi kekuatan pada ritual itu.
Tepat tengah malam, Mas Wisnu mulai membacakan mantera dan jampi-jampi yang aku tak mengerti. Beberapa bait mantera dan jampe-jampe dari bahasa Jawa kuno meluncur dari mulutnya. Sebelum itu Mas Wisnu juga membacakan beberapa Ayat Suci Al Qur’an, maksudnya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada para peserta ritual. Sebab menurutnya di tempat seperti itu resiko gangguan makhluk halus pasti sangat besar.
Setelah pembacaan mantera itu selesai, lalu Mas Wisnu memerintahkan seorang asistennya yang masih sangat muda untuk duduk di depan sesajian itu. Sesaat kemudian asisstennya yang masih anak muda itu menutupi sebuah kardus dengan kain putih. Kemudian dia pun membacakan beberapa ayat Suci Al Qur’an sambil duduk bersila di depan sesajian dan kardus itu.
Suasana mulai terasa mencekam manakala anak muda itu usai membacakan manteranya. Bulu kuduku terasa lebih merinding dibandingkan beberapa saat lalu. Aku merasa seperti ada makhluk halus yang tengah memperhatikan gerak-gerikku. Mataku mulai melirik ke kiri dan ke kanan memperhatikan seluruh ruangan cungkup itu. Tapi tak ada apapun di sana, hanya kegelapan malam yang kulihat. Sesekali aku mendengar suara burung hantu dan binatang malam yang membuat suasana makin mengerikan. Aku yakin di situ pasti ada makhluk halus yang tengah memperhatikanku. Aku merasakan itu karena hampir seluruh bulu dalam tubuhku berdiri. Dadaku pun berdebar makin keras. Naluriku memastikan ada makhluk lain yang ikut dalam ritual itu.
Sedang diliputi rasa takut itu, tiba-tiba blaaarrrr. Kardus yang ditutup kain putih itu seperti meledak menimbulkan suara gaduh. Jantungku seperti mau copot, aku kaget bukan kepalang hingga posisi duduku berubah sedikit mundur bahkan nyaris lari lantaran kaget dan rasa takut.
“Tenang-tenang. Tidak ada apa-apa. Itu hanya sebuah pertanda bahwa ritual kita direstui gaib dan kita nyaris berhasil,” ujar Mas Wisnu manakala melihat keadaanku yang sangat ketakutan.
“Tetap konsentrasi dan jangan bertindak yang bukan-bukan,” lanjutnya.
Sesaat kemudian Mas Wisnu mengambil alih ritual dari anak muda itu. Kembali Mas Wisnu membacakan beberapa bait mantera sambil menaburkan kemenyan ke atas bokor yang arangnya masih terlihat membara merah. Tak seorang pun yang berani membuka mulut, suasana makin hening mencekam.
“Nah, ritual ini telah selesai. Mari kita lihat apa yang ada dalam kardus itu,” tiba-tiba Mas Wisnu bersuara sambil menunjuk kardus yang tertutup kain putih.
“Silahkan buka kardus itu, Mas Yogi,” tuturnya sambil menatap ke arahku. “Atau kalau sampeyan takut, biar aku saja yang membukanya,” lanjutnya melihat aku yang nampak ragu dan ketakutan.
“Silahkan, mas saja yang membukanya,” jawabku singkat.
Perlahan Mas Wisnu mulai menyingkap kain putih yang menutupi kardus itu. Dadaku masih berdebar, benakku terus bertanya-tanya apa yang ada dalam kardus kosong itu. Sesekali aku bisa melihat raut wajah Mas Wisnu yang nampak was-was. Entah apa yang ada dalam benak lelaki itu. Tapi sedetik kemudian, raut wajah Mas Wisnu nampak berubah. Ada rasa sumringah tatkala dia mulai membuka tutup kardus itu.
“Alhamdulillah, ternyata ritual kita dikabulkan. Silahkan lihat apa isi kardus ini,” tutur Mas Wisnu dengan senyum penuh kebahagiaan.
Dan betapa terkejutnya aku manakala melihat apa yang ada dalam kardus itu. Setumpuk uang pecahan seratus ribuan memenuhi kardus itu. Dengan penuh kebahagiaan dan rasa tak percaya, aku mengambil segepok uang itu. Setelah kuperhatikan, ternyata benar itu adalah uang yang selama ini aku dambakan untuk melunasi hutang-hutangku.
“Ingat Mas Yogi, pertama kali yang sampeyan lakukan dengan uang ini adalah membayar hutang. Jika hutangmu sudah lunas semua, maka sisanya boleh digunakan untuk apapun,” jelas Mas Wisnu mengingatkanku.
Yah, singkat cerita, kami pulang dengan membawa hasil yang kami harapkan. Dengan uang itu aku membayar seluruh hutangku pada para pengrajin di Tasikmalaya. Aku juga melunasi hutang-hutang kecilku pada teman-teman dan tetangga yang telah membantuku. Anehnya uang itu memang hanya cukup untuk membayar hutang. Hanya tersisa tak lebih dari 2 juta saja dari sisa pembayaran hutang-hutangku itu. Tapi syukur, aku bisa melunasi hutang-hutangku meski kini aku harus mulai kembali usahaku dari nol
 

Bayi Raksasa Berusia 29 Tahun.


119731_stanley-bayi-raksasa_300_225
VIVAnews - Di tempat kerjanya, Stanley adalah seorang profesional di bidang komputer. Begitu jam kerja usia dan ia sampai di rumah, pria berusia 29 tahun berubah drastis dari pria dewasa menjadi seorang bayi raksasa.
Stanley langsung dipakaikan popok, minum lewat botol susu, makan disuapi, bermain boneka beruang favorit, dan lego di area bermain. Hal ini ia lakukan kapanpun ia punya waktu luang.
Sebagai ‘bayi dewasa’ Pria asal California ini mendapat perawatan teman wanita yang pernah berprofesi sebagai mantan perawat.
Menurut medis, Stanley mengidap infantalisme, yaitu kelainan psikologis yang diidap orang dewasa yang bersikap layaknya bayi atau balita. Pengidapnya kerap dinamakan ‘pecinta popok’ (DL). Namun pada beberapa kasus, hal ini dapat berkembang menjadi fetish sexual. Yaitu, seseorang memperoleh kepuasan seksual dari objek atau kondisi tertentu.

“Bagi kebanyakan dari kita, sepulang kerja Anda akan bersantai. Dan aku akan berubah menjadi ’seorang bayi’ dan menyingkirkan semua barang-barang dewasa,” ungkapnya. Stanley mengaku kebiasaan uniknya sudah berlangsung sejak ia remaja 14 tahun. Dia menegaskan, kebiasaannya ini bukanlah demi memperoleh kepuasan seksual.
Dalam sebuah tayangan National Geographic, Stanley dihadirkan lengkap dengan semua perlengkapan bayi sesuai ukuran tubuhnya. Sebuah boks bayi ukuran jumbo dibuat khusus dapat menampung berat tubuhnya yang mencapai 159 kilogram, kursi khusus bayi, serta aneka mainan bayi.
Dia pun mengungkap alasannya berperilaku bagai seorang bayi, “Aku melakukannya hanya untuk mendapatkan cinta, kasih sayang dan rasa aman selama di rumah.”
Stanley menambahkan, “Begitu keluar rumah saya langsung berubah menjadi seorang dewasa lagi,” katanya dikutip dari Huffington Post. (eh)
VIVAnews VIVAnews - Di tempat kerjanya, Stanley adalah seorang profesional di bidang komputer. Begitu jam kerja usia dan ia sampai di rumah, pria berusia 29 tahun berubah drastis dari pria dewasa menjadi seorang bayi raksasa.
Stanley langsung dipakaikan popok, minum lewat botol susu, makan disuapi, bermain boneka beruang favorit, dan lego di area bermain. Hal ini ia lakukan kapanpun ia punya waktu luang.
Sebagai ‘bayi dewasa’ Pria asal California ini mendapat perawatan teman wanita yang pernah berprofesi sebagai mantan perawat.
Menurut medis, Stanley mengidap infantalisme, yaitu kelainan psikologis yang diidap orang dewasa yang bersikap layaknya bayi atau balita. Pengidapnya kerap dinamakan ‘pecinta popok’ (DL). Namun pada beberapa kasus, hal ini dapat berkembang menjadi fetish sexual. Yaitu, seseorang memperoleh kepuasan seksual dari objek atau kondisi tertentu.
“Bagi kebanyakan dari kita, sepulang kerja Anda akan bersantai. Dan aku akan berubah menjadi ’seorang bayi’ dan menyingkirkan semua barang-barang dewasa,” ungkapnya. Stanley mengaku kebiasaan uniknya sudah berlangsung sejak ia remaja 14 tahun. Dia menegaskan, kebiasaannya ini bukanlah demi memperoleh kepuasan seksual.
Dalam sebuah tayangan National Geographic, Stanley dihadirkan lengkap dengan semua perlengkapan bayi sesuai ukuran tubuhnya. Sebuah boks bayi ukuran jumbo dibuat khusus dapat menampung berat tubuhnya yang mencapai 159 kilogram, kursi khusus bayi, serta aneka mainan bayi.
Dia pun mengungkap alasannya berperilaku bagai seorang bayi, “Aku melakukannya hanya untuk mendapatkan cinta, kasih sayang dan rasa aman selama di rumah.”
Stanley menambahkan, “Begitu keluar rumah saya langsung berubah menjadi seorang dewasa lagi,” katanya dikutip dari Huffington Post.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. North Read - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger