er

Siapa itu Amin RichMan?



Amin Rich Man adalah Orang kaya baru (OKB), dulunya ia fakir miskin melarat, tapi setelah dia menolong seorang kakek-kakek menyeberang jalan setelah sampai diseberang jalan kakek itu sekarat lalu meninggal, sebelum meninggal dia memberikan warisan kepada Amin yang gak habis dimakan tujuh turunan. Dulu tinggalnya di pinggir kali sekarang tinggal di rumah gedongan.
Mim menunjukkan foto seorang lelaki berbadan bongsor yang sedang berdiri dengan gaya memeluk dada dengan wajah yang sengak, seakan-akan ia berkata “apa loe liat-liatin gue!” dengan memakai headset menunjukkan dia orang kaya dengan musik berkelas bukannya dangdut atau musik melayu tapi jazz dan rock. Kalimat yang sering menyertai gambarnya berfokus pada perilaku angkuh, congkak, tidak mau diusik dan kesombongan sepertinya sudah mengakar dalam dirinya.
Contoh nyata dari Amin Rich Man adalah “Ke Warung Sebelah, Naik BMW” , sebenarnya jalan kaki juga bisa karena hanya 5 meter dari rumahnya, ia minta supir nganterin pake BMW keluaran terbaru. Orang seperti ini perwujudannya mulai banyak di Indonesia, orang kaya baru yang menunjukkan sikap individualis dan memperlebar kesenjangan sosial.
 

Menakuti dan Ditakut"ti

Setiap tempat yang di anggap angker atau menyeramkan kadang kala di manfaatkan oleh segelintir orang untuk menjalankan niat buruknya entah itu bertujuan dalam sebuah tindakan kriminal atau pula tak jarang hanya sebatas iseng belaka, seperti yang di lakukan oleh kedua kawan ku dari sebrang desa, sebut saja si feri dan iyan ( nama asli semua) dua anak ini memang punya nyali nyaris puol..., jangan kan rumah kosong kuburan pun bisa mereka jadikan tempat untuk bermain petak umpet, nah pada suatu hari sepulang mengaji tentunya selepas waktu magrib si feri dan si iyan ini rupanya puny ide cukup gila sekaligus jahil, yaitu mereka berdua berencana untuk naik ke atap rumah kosong di tepi kali tersebut dan kemudian akan menakut nakuti siapa saja yang melintasi rumah itu.
Dalam keadaan gelap mereka berdua berhasil naik keatap rumah kosong tersebut, dengan posisi tengkurap di atas genting si feri dan si iyan ini siap siap menanti mangsa, berharap segera ada yang melintas pada malam itu, mereka berdua tak sabar, si feri dan si iyan ini gelisah menengok ke kanan dan ke kiri badan jalan di depan mereka, namun sudah berlalu hampir tiga puluh menit tak jua ada satupun manusia yang melintas malam itu, tiba tiba si iyan saat memfokuskan pandangan nya kedepan, seketika mendengar suara yang bergedebuk, seperti suara buah nangka matang yang terjatuh dari pohon, yang tak jauh dari atap rumah kosong tersebut. Saat dia celingukan mencari cari sumber suara, tiba tiba iyan kembali tengkurap, karena dari kejauhan dia melihat ada seorang penjual sekuteng yang sepertinya akan segera melintas, dengan rasa dag dig dug, adrenalin nya bercampur dengan rasa senang, karena akan menjahili pedagang sekuteng sebagai korban orang pertama malam itu, si iyan berbisik bisik pada kawan nya feri “” fer fer tuh bentar lagi ada tukang sekuteng lewat ssssttt… iyan berbisik pada kawan nya feri memberi aba aba, namun tak di balas dengan sedikit kata pun, malam itu feri hanya tengkurap dan diam saja!!! Tak lama tukang sekuteng itupun melintas, dengan hanya di terangi lampu lilin pada gerobak nya tukang sekuteng ini berjalan perlahan di depan rumah kosonng tersebut.
Iyan yang kala itu berada di atas genting melancar kan aksi nya memangil manggil tukang sekuteng dari atap dengan nada suara di seram seramkan kira kira begini “” baaang….baaaang
­sekuteng nya satu baaaanng”” malam itu si tukang sekuteng yang tiba tiba mendengar ada suara yang memanggil nya namun tanpa wujud di tambah arah suara dari rumah yang sudah lama kosong dan tak berpagar itu spontan dia lari terbirit birit, sambil mendorong gerobak dagangan nya, si iyan yang melihat aksi nya sukses menakut nakuti pedagang sekuteng itu, dia di atap cekakakan merasa puas karena aksi nya berhasil, namun kini dia yang merasa aneh karena, temen nya si feri ini yang sedari tadi menemani nya, tak seperti biasa nya hanya diam saja dari tadi, akhir nya si iyan ini menegur kawan nya itu “” fer kenapa lu, ko diem aja, lu liat ga aksi gw tadi ampe bikin tukang sekuteng ngacir ketakutan??? Namun feri tetap saja diam seribu bahasa tak menjawab sepatah katapun.
Kini ke adaan jadi terbalik si iyan ini lah yang malah kini menjadi ketakutan, lalu di pandangi tak berkesip kawan nya yang sedari tadi diam saja dengan ke adaan tengkurap, di saat si iyan ini hendak memegang tubuh kawan nya itu, tiba tiba tubuh si feri ini jadi memanjang dan berubah seperti guling yang di setiap ujung nya di ikat oleh tali, dengan kain yang berwarna putih lusuh kecoklatan, menyadari bahwa yang di sebelah nya itu kini bukan kawan nya si feri, spontan iyan loncat terjun bebas dari atas genting atap rumah kosong tersebut, lalu lari sempoyongan, pontang panting menjauh dari rumah kosong tersebut.
Satu timbul pertanyaan, iyan dalam hati nya kalau yang tadi se andai nya memang benar benar penghuni rumah kosong itu, lalu kemana feri bukan nya tadi feri bersama aku di atap?? rupanya saat iyan mendengar suara gedebuk seperti suara nangka jatuh itu adalah suara si feri yang memang terjun bebas duluan dari atap rumah kosong tersebut, setelah tiba tiba melihat di sebelah nya ternyata ada yang ikut tengkurap, namun saat dia melompat dari atap dan berteriak teriak memanggil kawan nya iyan, entah bagai mana iyan ini di buat sama sekali tak mendengar teriakan feri yang sudah duluan loncat meninggal kan rumah kosong itu.
Kali ini si tukang jahil kena batu nya, dia jadi korban kedua malam itu yang benar benar di buat ketakutan oleh penghuni asli dari rumah kosong di tepi kali.
 

Surga itu Nyata, Menurut Ahli Bedah yang Mengklaim Pernah Mengunjunginya

Dr Eben Alexander mengajar di Harvard Medical School dan memiliki reputasi yang baik sebagai seorang ahli bedah saraf. Meski dia menyebut dirinya menganut agama Kristen, namun ia tak pernah benar-benar mempercayai adanya kehidupan setelah kematian.

Namun setelah sepekan koma pada musim gugur 2008, ketika neokorteksnya berhenti berfungsi, Alexander mengklaim bahwa ia mengalami kunjungan ke alam baka, terutama surga.

"Menurut pemahaman medis otak dan pikiran, saya tak mungkin mengalami pengalaman apapun saat koma, apalagi perjalanan yang sangat jelas dan koheren seperti yang saya alami," tulis Alexander dalam laporan utama Newsweek edisi pekan ini. Jadi seperti apa surga?

Menurut Alexander, ia pertama menemukan dirinya mengambang di antara awan-awan sebelum menyaksikan, "mahluk transparan yang berkilat terbang menembus langit, meninggalkan jejak garis seperti bekas jejak pesawat di belakangnya."

Ia kemudian dikawal oleh sosok perempuan dan berkomunikasi dengan mahluk-mahluk ini dengan metode korespondensi di atas bahasa. Pesan yang ia terima adalah,
"Anda dicintai dan dihargai, disayangi, selamanya."
"Anda tak perlu takut."
"Tak ada hal salah yang Anda lakukan."

Dari situ, Alexander mengklaim ia melakukan perjalanan menuju "sebuah kekosongan, sangat gelap, ukurannya tak terbatas, tapi juga sangat membuat nyaman." Dia percaya kekosongan ini adalah rumah Tuhan.

Setelah pulih dari koma akibat meningitis, Alexander merasa ragu untuk berbagi pengalamannya ini dengan para koleganya, namun ia menemukan rasa aman di gereja. Ia pun menuliskan pengalamannya dalam sebuah buku, "Proof of Heaven: A neurosurgeon's journey into the afterlife," yang akan diterbitkan akhir Oktober.

"Saya masih seorang dokter, dan masih sama percayanya pada ilmu pengetahuan seperti sebelum pengalaman saya itu," tulis Alexander. "Namun dalam tingkatan yang lebih dalam, saya adalah orang yang sangat berbeda dari saya dulu, karena saya menangkap sekilas dari gambaran realita ini. Dan Anda bisa percaya pada saya jika saya bilang semuanya akan terbayar, dan buat mereka yang hidup sesudah kita, untuk melakukan hal yang benar."
 

Kisah persahabatan manusia dan singa yang mengharukan..!!


Photo












Benarkah hewan buas juga mempunyai loyalitas dan ingatan terhadap majikannya? kelihatannya iya. Pada tahun 70-an,seekor singa bernama Christian berhasil menggemparkan dunia dengan kisahnya.

Kejadian ini nyata membuktikan bahwa seekor singa juga mempunyai perasaan yang sama seperti manusia. Mereka juga mempunyai memory, kasih sayang, cinta, rasa rindu, dan kesetiaan.

Kisah ini mengajak kita untuk lebih menghargai arti dari persahabatan yang sesungguhnya.Christian,adalah seekor singa yang menjadi korban kejahatan pemburu gelap yang kemudian diperdagangkan di blackmarket. Sedangkan nasib ibu atau saudara Christian tidak diketahui, apakah mereka juga ikut tertangkap, mati terbunuh atau sudah terjual.

Pada tahun 1969, Anthony Bourke dan John Rendall, dua orang sahabat, terkejut ketika menemukan seekor anak singa berusia 6 bulan di toko binatang Harrods yang sedang kesepian.

Kondisi bayi singa itu sungguh menyedihkan. Si singa kecil dikurung didalam sebuah jeruji yang sangat kecil. Suara parau sang singa kecil menyentuh hati kedua pemuda ini dan lalu mereka membelinya dan memberikan nama Christian pada bayi singa itu. Mereka bertiga akhirnya tinggal disebuah rumah di London.

Mereka pun memperlakukan Christian seperti layaknya sahabat. Mereka bermain bola bersama, makan bersama, nonton bersama dan jalan-jalan bersama. Mereka menjadi tiga sosok sahabat yang tidak terpisahkan.


Sembilan bulan telah berlalu,Christian telah menjelma menjadi singa dewasa dan lingkungan rumah mereka yang kecil tidak cocok lagi untuk Christian untuk berlari-lari bebas seperti halnya waktu ia kecil dahulu. Ditambah lagi dengan tetangga yang resah dan ketakutan melihat sosok seekor singa jantan besar berlarian dilingkungan mereka.

Walaupun sedih, Anthony dan John memutuskan untuk mengembalikan Christian ke Kenya, Afrika, di bawah pengawasan ahli hewan buas untuk mengembalikan sifat alami Christian dari “sahabat manusia” menjadi hewan buas. Jika tidak, Christian tidak akan dapat bertahan di alam liar.

Selama beberapa bulan Christian di karantina di Afrika, para ahli meminimalisir kontak Christian dengan manusia terutama dengan pemiliknya. Selama itu, kata pengawas, Christian tampak murung dan sedih. Berkali-kali ia mengaum parau, mungkin memanggil kedua majikan sekaligus sahabatnya, John dan Anthony.
Meski John dan Anthony ingin menemui Christian, akan tetapi para pakar melarangnya, karena dikhawatirkan dengan keahdiran mereka berdua akan menghambat proses pengembalian insting alamiah singa sebagai hewan liar yang bebas dan ganas.

Akhirnya, Christian berhasil menemukan jati dirinya sebagai seekor singa jantan. Ia pun dilepaskan kealam bebas walaupun masih dipantau oleh para ahli. Awalnya, Christian mendapat kesulitan untuk menentukan wilayah kekuasaannya dan membuat kawanan, karena beberapa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh singa jantan lainnya dan tentu saja para singa betina sudah dikuasai oleh para singa jantan tersebut. Christian memerlukan kawanan.

Karena seekor singa tidak akan bisa bertahan tanpa kawanan. Biasanya, dalam satu kawanan sedikitnya terdiri dari 3 ekor singa, satu jantan dua betina. Karena dalam kawanan hanya boleh dipimpin oleh satu singa jantan. Semakin kuat sang singa jantan tersebut maka akan makin banyak singa betina lainnya yang bergabung dalam kawanan tersebut. Oleh karena itu, para singa jantan muda akan keluar dari kelompok mereka lalu membentuk kelompok sendiri diwilayah lain.

Inilah masalah pertama yang harus dihadapi oleh Christian. Ia harus membentuk kelompok agar bisa bertahan hidup. Karena, singa tidak akan bisa berburu jika hanya sendirian. Perburuan yang mereka lakukan selalu dalam bentuk kerjasama kelompok yang kompak.

Para singa betina bertugas untuk mengejar dan membuat lelah si mangsa, jika mangsa sudah lelah maka sang singa jantan akan melakukan tindakan final untuk mengakhiri nyawa si mangsa dengan menggigit leher si mangsa sampai mati atau istilahnya “finishing touch”. Semakin besar jumlah singa dalam satu kawanan, maka semakin besar ukuran mangsa mereka. Seperti badak, gajah, banteng dan lain-lain.

Karena itu, John dan Anthony sangat mencemaskan keadaan Christian. Karena tidak jarang para singa jantan akan mati dalam perkelahian untuk mendapatkan atau mempertahankan wilayah atau kawanan dengan singa jantan lainnya, atau mati terbunuh oleh mangsa buruan mereka.


Jika singa jantan tidak hati-hati dan menyerang si mangsa tidak tepat pada waktunya (si mangsa belum kelelahan) maka tak ayal lagi singa jantan akan mati di banting ke batu ketika mangsanya memberontak saat lehernya digigit oleh si singa jantan, diinjak atau bahkan diserang balik oleh sang mangsa.

Akan tetapi, laporan-laporan yang mereka dapatkan dari si pengawas menunjukkan perkembangan positif yang berhasil dicapai oleh Christian. Christian berhasil mendapatkan kawanan dan bahkan ia berhasil menjadi ketua kawanan yang dalam jumlah yang besar. Perkembangan Christian ini sedikit melegakan hati John dan Anthony.

Setelah satu tahun lebih mereka berpisah, akhirnya John dan Anthony memutuskan untuk mengunjungi Christian di Afrika. Ahli singa dan pengurus hutan lindung di Afrika mengatakan bahwa Christian sudah hidup bersama singa-singa lainnya dan menjadi liar. Dan pengurus hutan lindung itu juga mengatakan kalau Christian tidak akan mengenali John Rendall dan Anthony. Mereka semua melarang mereka untuk menemui Christian, Karena singa itu tidak akan mengingat mereka lagi dan tentu saja akan mengakibatkan kematian terhadap mereka berdua.

Anthony dan John tidak perduli. Mereka percaya, ikatan persahabatan yang terjalin diantara mereka bertiga sangat dalam. Christian tidak akan menyerang mereka. Christian pasti tetap mengingat mereka berdua.Akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat ke hutan Afrika dan mencari Christian. Salah satu orang teman mereka tertarik dengan kejadian ini dan ikut bersama mereka untuk merekam pertemuan ini.

Setelah berjam-jam pencarian, akhirnya mereka menemukan Christian di dekat daerah pegunungan. Teman John dan Anthony yang merekam kejadian ini menahan nafas tegang ketika ia melihat sesosok singa jantan besar yang berlari menuruni batu-batuan disana dan berlari kearah mereka. Hanya John dan Anthony saja yang bersikap santai dan tersenyum lebar seolah-olah menyambut teman lama mereka.



Sesuai dengan dugaan John dan Anthony, Christian tidak melupakan mereka. Christian terlihat sangat gembira melihat dua wajah manusia yang sangat ia cintai itu. Christian bergantian memeluk dan mencium wajah John dan Anthony bertubi-tubi sebagaimana kebiasaannya ketika ia kecil dahulu. Ketiga sahabat dekat itu akhirnya bertemu kembali dan mereka bercengkerama satu sama lainnya selama berjam-jam dan kemudian berpisah lagi.
 

7 TIPS AGAR SANDAL TIDAK HILANG SAAT JUMAT'AN

Berikut ini adalah tips2 untuk yg
sering kehilangan sendal saat sholat
Jumat. Yg blm perrnah kehilangan,
silahkan di coba juga untuk antisisapi

~Tips 1: Taro Sandal Anda.Yg Kiri, Di
Depan Masjid... Sedangkan Yg Kanan,
Taro Di Samping Masjid, 99% Aman.

~Tips 2: Pake Sendal Yg Kiri Warna
Merah, Sedangkan Yg Kanan Warna
Putih, 100 % Aman
(Siapa Juga Yg Mau Nyolong
Sendal..Beda Warna. )

~Tips 3: Gemboklah Sandal Anda. Dijamin 95% Aman.

~Tips 4: Kalungkan Sandal Anda:
Waktu Anda Sedang Shalat. Dijamin 100% Aman. (tidak disarankan)

~Tips 5: Jangan Pake Sendal Waktu
Berangkat Tapi Pulangnya Bawa
Sendal! . . (Ssst... Yang Ini Jangan
DiPraktekin Ya. )

~Tips 6: Pakailah Sepatu Saat Berangkat
Ke Mesjid Dijamin 200% Sendal Anda
Ngga Akan Hilang, (Paling2 Sepatunya Yg Hilang, yaiyalah... )

~Tips 7: Pasanglah GPS Di Sendal,Anda.
Jadi Kalo Hilang...Masih Bisa Di
Lacak 98%.Aman. Selamat Mencoba..
Hhe...
 

Sex dengan Hantu

Cerita ini dikisahkan oleh seorang kenalan saya, seorang pria berusia hampir 60 tahun sebut saja namanya Pak Puspo. Pak Puspo ini sejak muda bekerja pada sebuah penginapan kecil yang lumayan ramai juga di Jl. Prawirotaman, Yogyakarta. Saya ketemu bapak ini pada tahun 2002, waktu itu saya bekerja di sebuah rumahsakit sebagai marketing. Tugas saya menjalin kerjasama dengan hotel-hotel dan penginapan yang ada di Jogja.

Pak Puspo mengisahkan sebuah cerita yang sangat menggairahkan namun sekaligus menegangkan. Kejadianya pada akhir tahun 70an atau awal 80an, saya agak lupa dan terjadi beruntun selama beberapa hari. Waktu itu beliau selain bertugas sebagai recepsionis atau penerima tamu pada siang hari juga sekaligus penjaga penginapan tersebut. Setiap malam beliau tidur di sebuah kamar di penginapan tersebut yang terletak agak di belakang. Penginapan tersebut dibangun entah tahun berapa, tapi sudah cukup tua.

Pada suatu malam kira-kira jam setengah satu, ketika badan sudah mulai letih, Pak Puspo beranjak ke kamar tidur untuk istirahat. Beliau merebahkan badan yang penat ke atas kasur yang cukup empuk dan nyaman, sebentar saja Pak Puspo udah sangat mengantuk. Karena capeknya Pak Puspo tidak sempat menutup pintu yang setengah terbuka. Antara sadar dan tidak Pak Puspo melihat sekelibat bayangan perempuan melalui celah pintu. Beliau ingat tamu perempuan yang menginap di sana berbadan agak gemuk, tapi yang dilihatnya perempuan yang tinggi semampai dan berambut sampai di atas pinggang. “Agak kaget memang, tapi saya tidak terlalu menggubris, saya lanjutkan tidur saya,” Pak Puspo bercerita dengan semangat.

Malam berikutnya Pak Puspo tidur sekitar jam duabelas malam, karena temannya yang menggantikan jaga di resepsionis tidak terlalu repot. Lagi-lagi pintu kamar dibiarkan setengah terbuka, setelah beberapa waktu merebahkan diri kembali ada bayangan perempuan seperti kemarin malam. Pak Puspo bertanya-tanya dalam hati siapa sebenarnya bayangan itu, namun Pak Puspo kembali tidak terlalu memusingkan diri. Beliau tertidur lelap sampai akhirnya terbangun karena merasa ada yang menyentuh kakinya. Dengan sambil tiduran beliau membuka mata, alangkah kagetnya beliau melihat sesosok wanita yang sangat cantik dengan rambut tergerai duduk di sebelah kakinya.

“Wajahnya cantik sekali mas, tapi memang agak pucat, baunya wangi sekali tapi wanginya halus gak menyengat,” beliau bercerita. “Wanita itu hanya tersenyum manis, kemudian pergi, anehnya saya nggak merasa takut sama sekali,” beliau menambahkan. Setelah itu akhirnya Pak Puspo tertidur lagi sampai pagi hari.

Malam ketiga Pak Puspo merasa penasaran dengan kejadian dua malam berturut-turut itu. beliau sengaja tidur agak awal, sekitar jam sebelas malam. Beliau menunggu sosok wanita itu datang lagi. Satu jam menunggu membuat Pak Puspo agak ngantuk, akhirnya dia tertidur juga. Pada sekitar jam satu malam beliau dibangunkan oleh sentuhan lembut pada kaki. Pak Puspo bangun dan melihat sosok perempuan yang kemarin menghampirinya.
­ “Wanita itu tersenyum, kemudian dengan lembutnya memijit kaki saya,” kata pak Puspo. Lebih lanjut beliau bercerita, “Agak lama dipijit dan pijitannya enak sekali, saya belum pernah dipijit seenak ini. Saya diam aja karena memang bener-bener enak.” Setelah lama memijit, wanita itu tidur disamping Pak Puspo dan mulai membuat rangsangan layaknya suami istri sedang bercinta. Singkat cerita Pak Puspo dan sosok wanita itu melakukan hubungan badan. “Mas rasanya lain, nggak seperti dengan istri saya, ini sangat lembut, hangat pokoknya saya gak pernah mengalami kenikmatan ini sebelumnya,” beliau menjelaskan dengan semangat.

Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari mungkin sampai lima kali, Pak Puspo sendiri juga lupa berapa kali beliau tidur bersama sosok wanita tersebut.

Suatu malam setelah kejadian itu, Pak Puspo menantikan saat-saat indah tersebut berulang kembali, namun apa yang terjadi?

Waktu itu sekitar jam setengah dua malam, beliau terbangun dan mencium bau yang sangat anyir, sangat tidak enak dan membuat mual. Beliau bangun, dan bertanya-tanya bau apakah itu, namun belum sempat terjawab, datang sosok besar hitam berbulu dengan mata merah menyala, kuku tangannya panjang-panjang­, sangat menakutkan, “dia menunjuk ke arah saya,” kata beliau. Pak Puspo menyebut sosok itu sebagai Gandaruwo. Tanpa basa-basi Gandaruwo itu mencekik leher Pak Puspo, sampai gak bisa bernafas. Beliau bergumul hebat dengan mahkluk tersebut. Dengan spontan Pak Puspo berdoa memohon bantuan dari yang kuasa. Akhirnya Gandaruwo tersebut melepaskan tangannya dari leher Pak Puspo, mundur satu langkah, wajahnya masih menunjukan marah, lima detik kemudian Gandaruwo tersebut pergi dan hilang pula bau anyir itu.

Pak Puspo terduduk lemas di lantai, dan sebisa mungkin berdoa mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena telah mengusir mahkluk itu. “Kalau tidak ada pertolongan Tuhan mungkin saya sudah nggak bisa bertemu mas dan menceritakan kejadian itu,” kata Pak Puspo menutup cerita.

Percaya atau tidak, cerita ini benar-benar dialami oleh sesorang dan diceriterakan sendiri kepada penulis.
 

OMG, Eyang Subur Tak Bisa Baca Al Fatihah


Eyang Subur berusaha membuktikan diri kalau dirinya bukanlah penganut aliran sesat seperti yang disebutkan Adi Bing Slamet. Salah satu pembuktian Eyang Subur yakni dengan mendatangi kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ketua MUI Pusat, Prof. Dr. Umar Shihab pun membenarkan kalau Eyang Subur sudah mendatangi kantornya untuk mengklarifikasi
­ tudingan penganut aliran sesat dan melarang salat terhadap murid dan pengikutnya.

"Betul, yang bersangkutan (Eyang Subur) sudah bertemu dengan MUI," jelas Umar saat dihubungi wartawan via ponselnya di Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Dia mengatakan, MUI meminta Eyang Subur untuk membuktikan diri sebagai seorang Muslim yang taat. Ujian pertama yang diminta MUI terhadap guru spiritual artis dan pejabat tersebut dimulai dengan ajakan membaca surat Al Fatihah, yang merupakan surat pertama yang tercantum di dalam Al Qur'an.

Hasilnya, Eyang Subur pun mulai membaca surat Al Fatihah dengan terbata-bata. "Kalau orang yang jarang baca Al Fatihah pasti akan salah. Ada ayat yang dia lupa dan dia membacanya terbata-bata, mungkin grogi karena membacanya di depan ulama," beber Umar
 

Film horor yg tidak boleh tayang d bioskop



Sinister, film horor terbaru yang dibintangi olehEthan Hawke (Before Sunrise/
­Sunset)rupanya baru saja menuai masalah.
Film arahanScott Derickson (The Exorcism of Emily Rose)ini ternyata dilarang ditayangkan di lebih dari 40 bioskop di Perancis.
Uniknya, Alasan pemboikotan ini justru bukan karena konten filmnya yang terlalu menyeramkan atau sadis, melainkan karena ulahfansdan penonton-penont­on filmnya kelak.
Hal ini dikarenakan kejadian kurang menyenangkan saat penayangan film hororParanormal­ Activity 4di Perancis yang tayang seminggu sebelumnya.
Terjadi insiden 'kerusuhan' di bioskop saat penayanganParan­ormal Activity 4ketika orang-orang yang diduga sebagaifansfana­tik dari filmnya mulai membuat keonaran.
Mereka dilaporkan menjarah permen di kasir bioskop, menyerang petugas kasir, dan bahkan buang air kecil di kursi bioskop. Hal tersebut hanya sebagian saja, dan menurut pihak bioskop masih banyak lagi tindakan yang menjurus kriminal saat penayangan film tersebut.
Dari kejadian tersebut, Pihak bioskop mengkhawatirkan­ bahwa kejadian vandalisme yang sama akan terulang lagi jika filmSinisterdit­ayangkan nantinya. ApalagiSinister­diproduseri oleh produser yang sama denganParanorma­l Activity 4yakniJason Blum.
Dalam keterangannya melaluiFacebook­resminya, StudioWild Bunchmemberikan­ pernyataan resminya" Menayangkan film genre (horor) di Perancis tidaklah mudah, jadi Kami meminta kedepannya penonton bisa lebih menghargai peraturan yang berlaku. Tidak menutup kemungkinan jika banyak permintaan filmnya akan kembali tayang di bioskop lokal minggu depan,"
Sinistermengisa­hkan tentang seorang Penulis Novel spesialis cerita kriminal bernamaEllison (Ethan Hawke)yang sedang berusaha untuk mencari ide baru untuk novelnya selanjutnya.
Ia dan keluarganya kemudian pindah ke sebuah rumah yang dulunya pernah ditempati oleh sebuah keluarga yang tewas dalam peristiwa pembunuhan tragis.Ellisonk­emudian menemukan sebuah kotak yang berisi beberapa rekaman video keluarga yang tewas dibantai tersebut.
Penyelidikannya­ kemudian membimbingnya kesebuah kejadian supernatural yang ternyata juga turut mengancam keselamatan keluarganya.
 

Hantu Pabrik roti



Malam itu udara yang panas membuat Giok Liem, sopir pabrik roti Kapuas Jaya, memutuskan untuk tidur di dalam mobil boks yang biasa dibawanya untuk mengantar roti. Pelanggannya tersebar mulai dari Toho, Sie Pinyuk, Tunjungan, Mondhoor, Siantar dan sampai ke Pontianak.

Udara di luar ternyata sama panasnya. Karena nggak bisa tidur, Giok Liem duduk sambil mengipasi badannya. Selagi kipas-kipas, matanya menangkap sesuatu yang bergerak-gerak di kaca spion. Benda tersebut keluar dari bawah tower bak air yang terletak di pojok kanan pabrik, dan bergerak menuju ke arah mobil boks.

Setelah dekat, baru Giok Liem dapat melihatnya. Wujudnya ular yang sangat besar tapi pendek dan kepalanya merupakan kepala manusia yang memakai mahkota. Walaupun semua pintu mobil terkunci rapat, Giok Liem ketakutan setengah mati. Ia bersembunyi di bawah jok kursi dan tidak berani bergerak.

Tapi Giok Liem sempat melihat mulut makhluk tersebut menyemburkan api berwarna merah kebiruan. Ia bisa merasakan ular tersebut mengelilingi mobil dan mencoba memasukinya. Setelah sekian lama tak berhasil, ular tersebut pergi. Giok Liem sempat melihat makhluk tersebut kembali ke bawah tower bak air. Dengan sangat ketakutan Giok Liem turun dari mobil dan lari menuju pabrik.

Digedornya pintu kuat-kuat sambil teriak-teriak sehingga Ny. Sun Fong, juru masak pabrik, dengan tergopoh-gopoh membukakan pintu. “Ada apa sih malam-malam begini teriak-teriak?”
­­ tanya Ny. Sun Fong. Setelah berhasil menenangkan diri, Giok Liem bercerita.

Mendengar cerita tersebut, Ny. Sun Fong bergumam, “Anak itu lagi….” Giok Liem sempat mendengar gumamannya dan bertanya apa maksudnya. Akhirnya Ny. Sun Fong bercerita kejadian 20 tahun sebelumnya. “Bangunan pabrik roti ini dulunya adalah rumah keluarga Nam Ho dan jaraknya dengan tetangga-tetang­­ga yang lain sangat jauh,” kata Ny. Sun Fong. “Waktu itu nyonya rumah sedang hamil dan mengidam ingin makan ular sawah. Sebenarnya tidak susah menemukan ular sawah di Kalimantan Barat ini. Tapi entah kenapa Pak Nam Ho tidak mau mencarikannya,”­­ lanjutnya.

Ketika tiba waktunya melahirkan, Ny. Sun lah yang membantunya karena memang ia merupakan tetangga paling dekat. Begitu melihat wujud anaknya yang berbadan ular, Ny. Nam Ho tidak mau mengurusi anaknya. Ny. Sun Fong merasa kasihan, jadi ia yang memberinya makan madu dan telur.

Suatu hari Ny. Sun jatuh sakit selama tiga hari. Begitu ia sembuh dan datang ke rumah Ny. Nam Ho, dilihatnya bayi ular tersebut sudah mati karena tak seorangpun yang memberinya makan. “Lalu Pak Nam Ho menyuruhku mengubur mayatnya di bawah pohon besar yang sekarang menjadi tower bak air,” kata Ny. Sun mengakhiri ceritanya.

Takut roh ular tersebut akan muncul lagi dan mengganggu ketenangan pabrik, Ny. Sun mendiskusikan masalah tersebut dengan pemilik dan juga pemuka agama Romo Vanroi. Akhirnya dicapai kata sepakat untuk membaptisnya di Gereja Pantekosta Singkawang pada hari Rabu, saat diadakannya pembaptisan masal.

Ketika saat pembastisan tiba, Ny. Sun duduk di dekat tempat sakramen. Di sebelahnya duduk seorang anak perempuan cantik yang sebelumnya memberinya hormat. Romo Vanroi bertanya kepada Ny. Sun tentang nama yang akan dibaptis. Ia menjawab, “Namanya Sarparini, Romo.”

“Lalu nama baptisnya milih apa?”

“Daniel saja,” jawab Ny. Sun.

“Kalau begitu namanya Daniel Sarparini,” kata Romo Vanroi.

Begitu selesai menyebut nama itu, anak perempuan di sebelah Ny. Sun yang tadinya kelihatan seperti anak yang belum pernah ke gereja, tiba-tiba melakukan sembahyang dengan fasihnya. Keesokan paginya ketika Ny. Sun sedang memasak, tiba-tiba terdengar suara, “Bik Sun Fong, terimakasih atas semuanya. Sekarang aku sudah punya nama, aku akan pergi. Mudah-mudahan aku mendapat tempat di sisi Tuhan. Aku minta maaf kalau selama ini membuat takut orang-orang pabrik.”
Seiring dengan menghilangnya suara, bau dupa dan kayu cendana yang semula tercium cukup kuat, juga ikut menghilang. Dan sejak itu, makhluk berwujud ular dengan kepala manusia tidak pernah lagi muncul di lingkungan pabrik roti Kapuas Jaya.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. North Read - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger